Surakarta: An Underrated Beauty

By Rayfienta G - 4:09 PM

Selamat liburan tahun baru, guys!

Ada yang beda nggak, dengan tampilan konten blog saya? Kalau biasanya saya sering nge-post dengan Bahasa Inggris, nggak tahu kenapa hari ini saya dapat "ilham" untuk nge-translate semua blog post yang lama ke Bahasa Indonesia. Jadii, sekarang bisa dibilang saya sudah hijrah bahasa, deh. Selain itu, filter di foto-foto saya sekarang juga udah ganti. Hehe.

Liburan saya kali ini, mungkin nggak jauh beda dengan liburan teman-teman lainnya, ya. Alhamdulillah, tahun ini saya pulang kampung lagi ke Salatiga. Ini yang kedua kalinya tahun ini.

Walaupun cuma sebentar, tapi saya sempat mengunjungi kota Surakarta atau yang biasa disebut Solo. Terakhir kali saya liburan kesana sudah lama banget, kalau nggak salah saat saya masih SD. Dan foto-foto saya selama di Solo kayaknya udah outdated. Saya pun sudah lupa-lupa. Jadi, ya mumpung saya lagi di Jawa Tengah, sekalian aja ke Solo deh untuk ngelihat tempat-tempat yang ada disana.

Saya berangkat dari Salatiga ke Solo sudah agak siang, sekitar jam dua. Makanya, sampai disana juga sudah sore. Dan itupun kita nggak langsung jalan-jalan, melainkan kunjungan dulu ke rumah saudara. So, jalan-jalannya baru mulai di hari kedua.


Kios batik di Pasar Klewer, Surakarta.

Tumpukan kain-kain batik di salah satu kios di Pasar Klewer.

Yang pertama kali dikunjungi adalah Pasar Klewer. Siapa yang nggak tahu, sih, Pusat Batik paling terkenal di Solo? Dulunya, Pasar Klewer hanya berbentuk lapak-lapak di bangunan lama. Tapi sekarang, gedungnya sudah direkonstruksi ulang menjadi baru.

Saya nggak sempet foto-foto disini karena baterai kamera saya sudah mau habis. Tapi kurang lebih di dalam kios-kiosnya seperti ini. Kalau untuk yang khusus batik, adanya di lantai 3. Disana lengkaaap dan banyak pilihan. Kalau saya sendiri paling suka kain dengan motif yang klasik dibandingkan dengan yang kontemporer.

Setelah keliling cari-cari kain, kita pun pindah ke lokasi lain yang masih dekaaat banget. Yap, Keraton Surakarta Hadiningrat!


Becak-becak di depan Keraton Surakarta.

Teras depan Keraton Surakarta.

Di Kompleks Keraton Surakarta banyak sekali masjid, salah satunya Mesjid Paramosono.
Bukannya, langsung cari spot foto yang bagus, saya malahan repot cari tempat untuk charge baterai kamera karena benar-benar udah sekarat. Untungnya, di depan ada stop kontak yang bisa dipakai. Jadi saya bisa charge sebentar sebelum lanjut foto-foto.

Nah, kompleks Keraton Surakarta ini didominasi warna putih dan biru muda. Khas banget. Di depan Keraton juga banyaaak sekali berjejer becak-becak. Tapi, karena dulu saya dan keluarga pernah punya pengalaman nggak mengenakkan tentang becak disini, jadi kita nggak pernah coba-coba naik becak lagi.



Foto-foto saya sendiri di area Keraton nggak banyak yang bagus. Rata-rata muka saya kelihatannya grumpy kalau difotoin orang. Cuma ini aja yang paling mending.

Setelah puas menikmati indahnya nuansa budaya di Keraton Surakarta, saya pindah lagi ke lokasi selanjutnya. Mengunjungi tempat ini awalnya bukan ide saya, karena saya pun nggak tahu tempat ini "ada". Melainkan ini ide Mama saya yang iseng-iseng nemu di TripAdvisor. Karena lokasinya pun nggak terlalu jauh, akhirnya kita pergi juga.

Ini dia.. Dalem Kalitan!

Gerbang depan Dalem Kalitan, Surakarta.

Pendopo di Dalem Kalitan Surakarta.

Saat saya dan keluarga tiba disana, memang tempat ini dari luar nggak keliatan seperti objek wisata, karena betul-betul sepi. Di depannya terdapat sebuah masjid dan beberapa pedagang kaki lima yang berjualan.

Ketika kami memasuki gerbang pun, nggak ada tanda-tanda pengunjung lain yang datang. Tapi, penjaga Dalem Kalitan menyambut kami dengan ramah dan kami diminta untuk meninggalkan kartu tanda identitas pada penjaga.

Fyi, Dalem Kalitan ini adalah tempat tinggal dari Almh. Ibu Tien Soeharto, sekaligus merupakan tempat bersinggah Presiden Soeharto selama berada di Solo. Tempat ini begitu apik dan terasa suasana kebangsawanannya. Berdasarkan informasi yang saya dapatkan dari salah satu tour guide, rumah ini merupakan peninggalan Raja Keraton Solo, yang kemudian dibeli oleh Ibu Tien di tahun 1965.

Foto Alm. Soeharto dan Almh. Ibu Tien yang dipajang di pendopo depan.

Ruangan Utama di Dalem Kalita, tempat dipajangnya piagam-piagam penghargaan Ibu Tien Soeharto.

Tempat yang dulunya singgasana Putri Raja.

Ruangan ini dihiasi foto-foto Alm. Presiden Soeharto yang dibubuhi kalimat-kalimat bahasa Jawa.

Di area depan, kita dapat menemui pendopo yang manis dan terawat. Di tengah-tengah pendopo itu, dipajang foto Alm. Presiden Soeharto dan Almh. Ibu Tien.

Kemudian, di belakang pendopo, terdapat Ruangan Utama yang dulunya adalah singgasana Putri Raja Keraton Solo. Ruangan itu kini digunakan untuk memamerkan foto-foto serta piagam penghargaan Presiden Soeharto dan Ibu Tien. Di ruangan yang sama ini, Almh. Ibu Tien pernah disemayamkan sebelum dimakamkan di Giri Bangun

Walaupun dibuka untuk umum, Dalem Kalitan bukanlah sebuah museum. Dikarenakan, keluarga Soeharto yang datang ke Solo seringkali masih menggunakan tempat ini sebagai tempat persinggahan, sehingga hanya area di depan inilah yang boleh dimasuki pengunjung. Padahal, saya masih ingin tahu tempat-tempat lain yang ada di Dalem Kalitan. Arsitekturnya ini lho, yang saya suka sekali.

Nah, begitulah perjalanan singkat saya di Kota Surakarta. Pastinya, masih banyaaak tempat-tempat lain di kota ini yang nggak kalah bagusnya dan ingin sekali saya kunjungi, contohnya Ndalem Wuryaningratan, Pasar Triwindu, House of Danar Hadi, Benteng Varstenburg, dan lain-lain. Semoga bisa mampir lagi kesini di lain waktu.


Nox,

Ray.

  • Share:

You Might Also Like

0 comments