A Throwback to Sixtonation feat. Rhapsodie With Scraft

By Rayfienta G - 11:07 PM

Yang awalnya hanya mimpi, sekarang jadi memori.

September 2016
Persiapan rapat kerja yang mengawali masa jabat OSIS Vicaksana Samarpita Chatrah.

Ada rasa dagdigdug karena pada saat itu kami belum tau apa-apa. Program kerja itu bagaikan rangkaian mimpi-mimpi, maunya seperti ini, atau seperti itu, kami diskusikan di bersama-sama baik lewat group atau saat kumpul. Walaupun kami sendiri belum terlalu kebayang gimana prosesnya nanti.

Di antara banyaknya proker yang ingin kami laksanakan, ada dua di yang paling paling bikin deg-degan: Sixtonation (Junior & Senior) dan Rhapsodie With Scraft.

Untuk mengadakan dua proker itu, bisa dibilang adalah mimpi besar kami sejak sebelum masa jabat. Maka dari itu, kami berusaha untuk mempersiapkan dua program kerja ini  secara detail dan hati-hati.

Sampai akhirnya sampai ke suatu ide untuk menggabungkan dua proker ini. Tadinya sempat sih, mau menggabungkan RWS dengan NasaFest karena sama-sama identik dengan kebudayaan, tapi karena satu dan lain hal, kami sampai ke keputusan bahwa Sixtonation lah yang akan berkolaborasi dengan RWS.

Belum sampai disitu, karena inovasi 'penggabungan' ini, visualisasi kami bisa dibilang agak rancu. Gimana ya nanti kepanitiannya? Perencanaan dananya kayak apa? Kapan dan dimana?

Karena keadaan mengharuskan Ketua Pelaksana acara untuk segera dipilih, maka keluarlah tiga nama yang mengisi bagian terpenting proker ini: Novrian Harits sebagai Ketua Umum, Sekar Azzahra sebagai Ketua Pelaksana Sixto, dan Ifran Wiguna sebagai Ketua Pelaksana RWS.
Ketupel RWS x Ketupel Sixto x Ketua Umum

Well, fun fact, tadinya kami sempat mau bikin nama baru: SC*R*Y*N, SC*R*A*I*, dan sebagainya. Tapi karena kami rasa ngga ada yang cocok menggantikan nama serta esensi "Sixtonation" dan "Rhapsodie With Scraft", akhirnya kami hanya membubuhkan kata "feat" di antara dua nama proker itu. Jadilah "Sixtonation feat. Rhapsodie With Scraft" (yang kemudian lolos di Rapat Kerja akhir bulan itu).

Oktober - November 2016
Disini bisa dibilang proses yang cukup rumit: penentuan panitia inti Sixtonation feat. Rhapsodie With Scraft. Sudah berkali-kali rapat, tapi karena banyaknya faktor pertimbangan, bahasannya ngga kunjung selesai.

Sampai akhirnya 5 November 2016, tepat saat malam DP-nya Paskib, setelah rapat dan diskusi yang sangat panjang, keluarlah susunan panitia inti terlengkap. Mulai dari Wakil Ketua Pelaksana, Sekretaris, Bendahara, Koordinator Umum, hingga Wakil Koordinator-nya tuntas terbahas di hari itu. (Ngga gue sebutin satu-satu ya namanya, karena lumayan banyak orangnya)

(gue lupa tanggal berapa) November 2016
Rapat angkatan di lapangan bulu tangkis.
Disinilah pertama kalinya Sixtonation feat. Rhapsodie With Scraft 2017 beserta BPH dan koor-koornya diperkenalkan ke teman-teman angkatan, dan anggota sie dari angkatan mulai direkrut. Disini jugalah kita mulai menyadari betapa angkatan punya harapan yang besar untuk terlaksananya Sixto feat. RWS.

Sebagai langkah awal, muncul ide untuk bikin pin "I Stand for Sixtonation feat. Rhapsodie With Scraft 2017", sebagai wujud semangat dan keyakinan (sekaligus mulai dana usaha sih). Dan alhamdulillah, banyak respon positif dari orang-orang di sekitar kami.

21 November 2016
Rapat bersama ketua ekskul olahraga dan seni.
Sambil duduk lesehan di lantai kelas XI MIPA 2, BPH, koor acara, beserta ketua ekskul memulai pembahasan awal yang beragendakan persiapan lomba-lomba, konsep Harmoni61, dan penentuan tema acara. Rapat ini berlanjut terus selama beberapa minggu, hingga keluarlah tema Dua Pribadi, Satu Jiwa yang merupakan ide dari Ketua Ekskul Teater.

In case you were wondering, Dua Pribadi Satu Jiwa itu merujuk kepada proker Sixtonation dengan proker RWS, yang tadinya dua proker terpisah, sekarang berkolaborasi.
Menyusul tema tersebut, lahirlah logo Sixtonation feat. Rhapsodie With Scraft dengan tokoh Arjuna sebagai icon-nya.

Desember 2016
Masa-masa intensnya penyusunan dan revisi proposal.
Disini gue sendiri ngga pernah lepas dari laptop dan Ms Word. Susunan rundown dan rancangan anggaran biaya masih cukup kasar, tapi tetap harus dibuat sedetail-detailnya. Gimana caranya ya, biar bisa ngeyakinin Bapak dan Ibu Guru lewat proposal ini? Itu yang jadi tanda tanya besar. Sayangnya, proposal belum bisa tuntas di bulan ini.

Januari 2017
Back to work.
Setelah liburan semester, kembali ke sekolah untuk bahas ini dan itu bersama koor-koor dan ketua ekskul. Di bulan itu revisi-revisi terpenting dan gambaran acara sudah terlihat lebih jelas. Apalagi dengan adanya rapat dengan pihak guru pengarah, yang membuat kita melihat lebih jauh Sixtonation feat. RWS dari setiap sisinya. Pertanyaan-pertanyaan yang rumit tapi penting, mau tidak mau harus terjawab. 

Februari 2017
Proses pengajuan proposal, ternyata lama juga ya?
Masih jelas terbayang hari-hari dimana gue bersama Salisa (bendahara) dan Harits bolak-balik ke Rukun untuk revisi. The Core Three aka trio Ketupel, bolak-balik konsul karena selalu aja ada sesuatu yang perlu diperbaiki atau ditambah, baik substansinya atau formatnya, ada saja lah pokoknya. Ternyata, bukan hanya proposal yang harus dipersiapkan, tapi juga berkas-berkas pendukung lainnya.

Lucunya, tepat sehari setelah proposal di acc oleh Wakabid Kesiswaan, hujan deras membuat SMAN 61 (agak) tergenang. Disitulah kami mulai panik, karena proposal saat itu disimpan di Ruang OSIS (yang langit-langitnya bocor), dan kami takut proposal bakalan ikut tergenang di dalamnya. Akhirnya walaupun harus hujan-hujanan, kami tetap masuk sekolah untuk menyelamatkan proposal. Untungnya proposalnya baik-baik aja.

Masih teringat jelas juga, saat-saat BPH Sixto feat. RWS berdiri di depan kantor Kepsek sambil menunggu tamu beliau keluar dari ruangan, untuk konsul sekaligus meminta persetujuan. Kadang-kadang tamunya suka ngga keluar-keluar sehingga kami harus menunggu sampai keesokan harinya. Sambil menunggu, kami menyiapkan apa yang perlu dibicarakan dari abcdefgh sampai z.

Barulah di tanggal 27, the game changes. Program kerja Sixtonation feat. Rhapsodie With Scraft akhirnya disetujui oleh Kepala Sekolah. Kabarnya sih, Ketupel Sixto dan Ketupel RWS sampai jatoh saking senangnya. Bener ngga ya?

Maret 2017
Open house diadakan di Ruang Auvi untuk mensosialisasikan Sixtonation feat. Rhapsodie With Scraft ke adik-adik angkatan 2019. Di akhir open house, adik-adik diperbolehkan untuk mendaftar di salah satu sie yang mereka inginkan. Sie Administrasi menjadi sie dengan peminat terbanyak, disusul dengan sie Humas & Publikasi dan sie Acara. Peminat paling sedikit diraih oleh sie T*r*a*n*s*p*o*r*t*a*s*i (maafin gue ya pin).

Sementara itu, proposal-proposal ekstern mulai disebar ke perusahaan-perusahaan, dan dana usaha mandiri semakin gencar. Selain danus dari Koniciwa, muncul juga tim danus Ojek Kece (OCE) dan Gafin Inc. Instagram dan Official Account mulai diaktifkan untuk menyebarkan publikasi Coming Soon.

Di pertengahan bulan Maret, poster utama Sixtonation feat. Rhapsodie With Scraft dirilis. Begitu senangnya kami karena respon-respon dari kakak alumni yang turut antusias menyambut Sixto feat. RWS.

Selang beberapa hari, garage sale pertama kami selenggarakan di BKT. Dengan modal pakaian dan barang-barang bekas layak pakai yang tak terpakai di rumah, kami berangkat menuju jogging track BKT pukul lima pagi untuk mencari tempat yang cocok. Karena hasil yang didapatkan lumayan memuaskan, garage sale pun berlanjut sampai minggu-mingu berikutnya. Biasanya garage sale berakhir sekitar pukul 10 saat matahari sudah terik.


April 2017
Hari-hari menjelang Opening Sixtonation masih terus diisi dengan publikasi dan pencarian dana. 

Suasana pra-Sixto terasa kental dengan banyaknya tim-tim danus yang keliling kelas. Mulai dari jualan minuman sponsor, silky pudding, nasi, makanan kecil, wristband, kaos, sampai peralatan untuk pelajaran Prakarya pun dijual oleh sie Dana Usaha. 

Bisa dibilang sie Acara juga jadi yang tersibuk dikarenakan rundown yang cukup rumit. Apalagi technical meeting yang harus segera dilaksanakan di akhir bulan.

Salah satu momen yang tak terlupakan adalah saat panitia berkesempatan untuk siaran di salah satu radio di Jakarta untuk publikasi Sixtonation feat. Rhapsodie With Scraft. Lucu aja gitu, bisa denger teman-teman sendiri di radio.

Mei 2017
Sehari sebelum Opening Sixto, sudah terdengar suara dari ekskul Marching Band yang sedang berlatih. Ngga sedikit juga panitia yang berada di sekolah hingga larut malam untuk mendekorasi dan mempersiapkan berbagai kebutuhan.

Hari H Sixtonation, mungkin panitia-panitia yang hadir selama Sixto masih ingat kalo tiap paginya, panitia yang terlambat selalu disambut dengan kakak-kakak penjual Wristband di gerbang sekolah sebagai tanda denda.

Dan bagi peserta lomba Sixto, masih ingat ngga sekecil apa ukuran tiket masuknya? Hehe.

Selama Sixto berlangsung, gue seharian duduk di gerbang sekolah untuk jaga tempat penitipan/pengembalian barang-barang peserta. Karena gue sekretaris RWS, jadi saat Sixto ngga ada jobdesk. Walaupun ngga melihat langsung pertandingan yang diadakan, lumayan menyenangkan juga kok duduk jagain barang-barang. 

Tidak jauh dari gerbang, banyak stand-stand makanan yang berjejer, salah satunya stand makanan yang dijual oleh orangtua.

((Huhu maaf ya kalo gue ngga bisa banyak cerita tentang Sixto karena gue gangerti olahraga..))
BPH nya RWS aja lah ya karena gue ga nyimpen foto BPH Sixto

Di hari keempat Sixto, gue berkesempatan untuk perform bersama Sixophone, yang mengakhiri rangkaian lomba di Sixtonation.

Congrats, Sekar dan tim Sixto!


Juni 2017
Terlaksananya Sixtonation tentu bikin kami lebih lega, tapi perjalanan belum selesai sampai disitu. Di depan mata, masih ada RWS yang perlu persiapan lebih.

Di bulan Juni ini menurut gue adalah ujian terberat bagi panitia RWS. Setiap kali papasan dengan BPH atau Koor, yang jadi topik utama pasti: "Gimana ya RWS?". Dan kalo udah bicara tentang RWS, ngga akan selesai dalam beberapa menit, pasti bisa sampai berjam-jam. Baik secara face-to-face atau via free call.

Bisa dibilang, keraguan untuk mengadakan Rhapsodie With Scraft itu seringkali muncul di benak orang-orang, termasuk diri gue sendiri. Tapi dibalik semua itu, selalu ada satu orang yang optimis untuk menjalankan RWS dengan segala kondisinya. Orang itu tidak lain dan tidak bukan adalah Ketupelnya sendiri. (seneng ngga gue puji fran?)

Akhirnya, BPH Sixto dan RWS berkumpul di rumah Ketum untuk membahas ulang segala-galanya tentang RWS. Konsep, tempat, perencanaan dana, strategi, dan berbagai hal lainnya yang berkaitan dengan penyelenggaraan RWS dirombak serealistis mungkin.

Juli 2017
Memasuki bulan Juli adalah bulannya RWS. Dari sebelum masuk sekolah (setelah lebaran), semua pikiran sudah tertuju ke persiapan RWS. Yang namanya sedih dan bingung, sudah ngga ada lagi, yang harus ada cuma satu: semangat.

Di bulan inilah effort-effort terbesar dikerahkan untuk RWS. Gue selalu salut sama teman-teman panitia yang ngga pernah lelah demi RWS.

Setiap kali gue merasa down, yang jadi bayangan gue adalah masa-masa  sebelum gue masuk SMA. Sedikit cerita, saat itu gue baru menaruh pilihan ke satu sekolah yaitu SMA "X", dan belum punya pilihan apa-apa selain itu. Karena SMA "X" adalah sekolah favorit dan gue hanya bisa mendaftar lewat jalur umum, mau ngga mau gue harus punya pilihan lain.

Disitulah gue melakukan research tentang SMA-SMA lain di Jakarta Timur. Entah kenapa, kegiatan sekolah selalu jadi pertimbangan besar bagi diri gue dalam menentukan pilihan sekolah. Sampai akhirnya gue sampai ke salah satu video di Youtube yang berjudul : "Harmoni61 Rhapsodie With Scraft 2015".

Sejak itulah gue membulatkan tekad untuk menjadikan SMAN 61 sebagai pilihan sekolah. Dan gue pun menjadi bagian dari SMAN 61 pada Juli 2015. 

Kembali ke pembahasan awal ya, selama berjalannya persiapan RWS, hal yang selalu membuat gue bersyukur adalah bantuan dan dukungan yang diberikan oleh orang-orang di sekitar kita. Ternyata, penyelenggaraan RWS tidak hanya melibatkan panitia siswa-siswi SMAN 61, tapi juga melibatkan dukungan besar dari kakak-kakak alumni yang sudah bersedia meluangkan waktu dan pikirannya.

Persiapan RWS juga tidak terlepas dari dukungan orangtua. Di saat kita frustasi karena ini itu, orangtua membantu kita untuk mensort-out hal-hal yang selama ini belum jelas. Terharu sih, saat tau betapa orangtua berusaha membantu kami mewujudkan RWS.

Dengan penuh keyakinan, kami mulai mengumumkan Guest Star dan penjualan tiket, dan panitia bergerak sepenuhnya.

16 Juli 2017
Di hari itu, panitia Sixtonation feat. RWS berkumpul di depan fx Sudirman untuk Car Free Day. Dari sana, kami berjalan sampai ke Bundaran HI untuk mempromosikan RWS. Kapan lagi bisa jalan-jalan bareng dua angkatan sambil seru-seruan?


Sayangnya di hari H lomba teater RWS, gue ngga hadir dikarenakan ada kegiatan di luar. Gue hanya sempat datang di tanggal 22 dan itupun sudah penampilan peserta terakhir.

Suasana menjelang Closing Stage RWS sangat amat terasa saat surat-surat tugas sudah mulai tersebar di meja-meja guru, dan kelas-kelas hampir kosong terutama di jam-jam terakhir. Ada surat tugas untuk latihan Harmoni, surat tugas Koordinator atau BPH yang ingin meeting di luar sekolah, dan sebagainya.

Pertama kalinya gue melihat latihan gabungan Harmoni adalah saat H-4, dan disitulah momen yang paling membuat terharu. Gimana ngga? Apa yang gue cita-citakan sejak dulu rasanya sangat dekat di depan mata.

Di kelas pun, yang dilakukan ngga pernah jauh-jauh dari RWS. Duduk tepat di belakang gue adalah Koor. Perlap RWS yang menyiapkan list riders guest star, di depan gue ada juga anggota sie Design yang mempersiapkan desain-desain yang akan di-publish, ada Koor. Acara yang menyiapkan detail rundown, ada juga anak-anak Harmoni yang berlatih di kelas saat jam kosong, Waketupel yang ngga pernah berhenti bahas RWS, dan ngga kalah pentingnya ada Ketupel yang selalu bengong setiap jam pelajaran. Tapi emang seperti itu sih gejala-gejala Ketupel menjelang acara.

Masih sama, gue juga masih terfokus dengan laptop, karena pasti ada saja surat atau kesekretariatan yang perlu dibuat.

27 Juli 2017
H-2 Closing Stage RWS, menjadi kali terakhir bagi BPH, Koor-Wakoor, dan OSC untuk bisa kumpul bareng. Bertempat di rumah Ketua Umum, dibahaslah semua laporan dan kebutuhan setiap Sie beserta teknis-teknisnya.


28 Juli 2017
H-1, pastinya sudah terbayang kan gimana suasana sekolah? Hampir semua panitia berangkat ke Usmar Ismail Hall sejak pagi, tapi gue sendiri pun baru berangkat pada sore harinya, karena masih ada yang perlu dipersiapkan di sekolah. Bersama Waketupel 2 dan Koor. Humpub, kami keliling sekolah untuk konfirmasi kehadiran Bapak/Ibu Guru dan Karyawan.

Saat gue tiba di lokasi, Gladi Resik Harmoni sedang berlangsung. Makin terharu jelas, melihat persiapan teman-teman Harmoni yang pastinya ditunggu-tunggu.

Semalaman itu, panitia-panitia super sibuk (sebenarnya gue ngga terlalu sih). Ada yang menghitung ulang tiket, memotong triplek untuk dekorasi panggung, menyiapkan stand-stand milik sponsor, memasang banner, menyiapkan riders GS, dan masih banyak lagi.

Kebanyakan dari panitia yang laki-laki menginap di sana, sedangkan panitia yang perempuan menginap di salah satu hotel dekat lokasi acara. Gue dan teman-teman baru kembali ke hotel sekitar pukul dua pagi, tanggal 29.

Hari H Closing Stage Rhapsodie With Scraft!
Saat gue sampai di Usmar Ismail Hall keesokan paginya, dekor panggung sudah terpampang di layar. Begitupun ticket booth dan banner-banner di sekitar lokasi acara.
Rangkaian acara diawali dengan lomba saman pukul 1 siang, kemudian clear stage, dan Open Gate jam 4 sore. Selama hari itu gue siap dengan 2 laptop dan 1 printer untuk jaga-jaga. Sekaligus meminjam hp Sekar untuk publish broadcast di Official Account Sixto feat. RWS.

Lagi-lagi gue ngga bisa banyak bercerita tentang kegiatan hari H. Bukan karena gue ngga ngerti, tapi saat itu gue lebih sering di Ruang Panitia dan keliling lokasi acara bersama kertas absensi. Kabar-kabar tentang kelangsungan acara hanya bisa gue dengar dari mulut ke mulut.

Hadirnya penonton setelah Open Gate membuat suasana di Usmar Ismail Hall cukup ramai. Apalagi melihat antusiasme dari Bapak dan Ibu Guru, orangtua, dan kakak-kakak alumni yang hadir.

Gue baru memasuki Hall utama saat penampilan Teddy Adhitya, yang menurut gue sangat memuaskan. Ditambah MC yang turut menghidupkan suasana. Senang rasanya melihat penonton yang senyam-senyum selama berjalannya acara.

Tapi, di antara seluruh rangkaian acara, momen yang paling berharga bagi gue adalah saat melihat penampilan Harmoni61. Di saat itulah, apa yang kami, panitia, mimpikan sejak dulu, akhirnya benar-benar jadi kenyataan.
.
.
.
.
.
31 Juli 2017
Hari ini, H+2 Closing Stage Sixtonation feat. Rhapsodie With Scraft.

Masih terbayang setiap memori dari perjalanan dan perjuangan yang kami jalani. Penat dan lelah yang pernah kami lewati kini terbayarkan dengan kegembiraan yang tak ada habisnya. Rasa syukurlah yang sekarang menjadi penutup, mengiringi ingatan kami.

Terima kasih teman-teman panitia, Bapak dan Ibu Guru, orangtua, kakak-kakak Alumni, sponsor, media partner, serta pihak-pihak yang telah berkontribusi dalam mewujudkan Sixtonation feat. Rhapsodie With Scraft 2017: #DuaPribadiSatuJiwa.

Sampai jumpa di tahun berikutnya!
(@btssixtorws on Instagram)

  • Share:

You Might Also Like

1 comments