Film Review: Thor: Ragnarok (2017)

By Rayfienta G - 10:21 PM


Thor: Ragnarok Offical Poster
Dirilis tanggal 26 Oktober di Indonesia, saya sangat senang karena bisa nonton film ini cepat-cepat. Why? Let's find out.

Whom Thor: Ragnarok is for
  • Marvel Comics or MCU fans
  • Marvel fangirls & fanboys
  • Any movie lover
  • Basically anyone who's looking for an entertaining movie
Whom Thor: Ragnarok isn't for:
  • Those looking for "action" movies
  • Those looking for a serious plot
Saat saya pergi ke bioskop untuk nonton film ini, saya nggak berekspektasi kalau film ini akan sebagu how it turns out to be. Yang saya antisipasi, palingan hanya sekuel lain yang mirip-mirip film keduanya, Thor: The Dark World (which I thought was so hurtful to watch).

Tapi saat saya sudah masuk ke dalam ruangan, dan melihat adegan-adegan awalnya, barulah saya berubah pikiran.

And yes, I do love it. Sama sekali nggak se-boring The Dark World. Bahkan, menurut saya ini salah satu film paling menarik sepanjang sejarah Marvel Cinematic Universe.

Scene pertama dimulai dengan Thor yang tengah "dikurung" oleh Surtur The Fire Demon, sendiran tanpa Mjolnir kesayangannya. Nah, scene ini memberikan glimpse bagaimana tokoh-tokohnya berkembang sepanjang film. Dia bukan lagi Thor The-God-with-a-Hammer, tapi sekarang ialah Thor, The God of Thunder.

Hal yang sama juga terjadi pada tokoh-tokoh lain seperti Loki dan Hulk. You'd see them in a more personal and closer approach.

Yang paling menarik dari Thor: Ragnarok adalah faktor entertaining yang disuguhkan. Semua orang yang pernah nonton film-film Marvel pasti tahu kalau Marvel selalu menyisipkan humor ke dalam film-filmnya. But among all the other movies, Thor: Ragnarok has its best. Dari awal sampai akhir, film ini dikemas dengan banyak sekali fresh-humors dan savage-ness, yang sesuai dengan selera tahu 2017. Kalau saya bisa kasih penilaian tentang seberap entertaining-nya film ini, I'll give it eleven out of ten. Seriously.

Ini opini pribadi sih, dan bisa aja saya salah, tapi menurut saya, film ini akan paling dinikmati sama Marvel fandom squad yang biasanya bersarang di internet, like on Tumblr or Twitter. It has its own fan-pleasing moments that could make my inner fangirl self screams. (I mean who the hell can resist seeing Hiddleston and Cumberbatch in one frame??)

Untuk tokoh-tokoh baru yang diperkenalkan di Thor: Ragnarok, saya berpendapat kalau mereka sangat likeable.

Hela, yang diperankan oleh Cate Banchlett, adalah karakter yang cenderung Maleficent-like, nggak seperti dua saudaranya. Di dunia BBC Sherlock, dia seperti Eurus bagi Sherlock dan Mycroft. Karena film ini lebih banyak berfokus pada Thor dan allies-nya, nggak terlalu banyak penampilan dari Hela disini. Yet, I do think that she has a strong persona--strong enough to make you consider yourself to be her this Halloween.
Female character lainnya, diperankan oleh the beautiful Tessa Thompson, punya aura strong-girl yang kuat. Despite of her flaws, she is the kind of heroine that we girls need. Nambah poin plus untuk Thor: Ragnarok.


However, menuju akhir cerita, baik plot maupun ambiance-nya terasa Disney-ish buat saya. No, it's not bad. Hanya saja, banyak bagian-bagian yang sangat mengingatkan saya dengan film Star Wars: Force Awakens, Oz the Great and Powerful, dan juga... Moana. (Mungkin nggak terlalu aneh saat saya sadar kalau director Thor: Ragnarok dan penulis screenplay Moana adalah orang yang sama.)
Maui vs. Te Ka on Moana (2016) and Hulk vs. Surtur on Thor: Ragnarok (2017). See the resemblance?

But, still, hal paling awkward dari nonton film Marvel adalah nungguin after-credits scene, saat ruangan sudah sepi. Apalagi film ini punya dua after-credits scene, dan kebanyakan orang sudah keluar saat yang pertama selesai. So, sambil menunggu yang kedua, kami (saya dan lima orang lainnya) "ditemani" oleh petugas kebersihan yang lagi bersih-bersih. LOL.
Waiting for the second after-credits scene
Truthfully, I find it hard for me to "get over" this movie. Dibandingkan dengan Avengers: Age of Ultron, sepertinya Thor: Ragnarok akan lebih diingat.

Nah, kalau kamu ragu antara mau nonton Thor: Ragnarok atau nggak, please keep my advice in mind:

Go for it. Don't waste your money to watch something else unworthy.



Nox,
Ray

  • Share:

You Might Also Like

0 comments