Kemarin, saya berkesempatan untuk menghadiri 7th Music Gallery yang diselenggarakan oleh FEB Universitas Indonesia, sebagai mitra media partner. Saya sangat senang karena saya tahu betapa banyak orang yang ingin datang sana juga.
Saya naik taksi ke Kuningan City dan tiba di lokasi jam 5, yang berarti acara sudah berlangsung selama 2 jam.
Sebelumnya, saya harus registasi dulu untuk bisa dapat ID dan wristband ini.
Saat saya sampai di sana, Ballads of the Cliché-lah yang sedang main di atas panggung. Band ini begitu banyak berinteraksi dengan penonton. Mereka bahkan memberi sebuah gift kepada salah satu penggemar yang datang.
Hujan deras turun saat mereka mengakhiri penampilan. Hujan benar-benar menghalangi akses ke ballroom tempat Main Stage berada, yang letaknya di satu lantai atas. Tapi, saya berhasil melewati saat hujan mereda.
Lampu meredup saat Bin Idris naik ke atas panggung, menyatu dengan musik folk yang menenangkan. Dia melontarkan beberapa lelucon tentang Wolverine / Logan saat jeda dari satu lagu ke lagu lainnya, dan membawakan sebuah cover dari The White Stripes yang berjudul "We Are Going to Be Friends". Lagunya "Rebahan", jadi mantra bagi banyak orang. Sayangnya, penampilan itu nggak berujung manis dikarenakan masalah teknis. :(
Kemudian, kami semua duduk di ballroom, menanti performance selanjutnya. Saat sudah larut, semakin banyak penonton yang berbondong-bondong datang.
Band berikutnya adalah yang benar-benar sudah saya tunggu-tunggu. Pertunjukan mereka yang saya tonton secara online bikin saya terkesan, sehingga saya nggak sabar untuk melihat live performance mereka.
Stars and Rabbit naik ke atas panggung, membawa getaran yang menggungah seluruh ruangan. Saya terpesona melihat betapa ajaibnya musik mereka, dan betapa rendah hati kedua personelnya.
Setelah penampilan Stars and Rabbit, sesuai dugaan, ruangan jadi makin sesak. Nggak ada tempat untuk duduk lagi. Jadi, kita semua harus berdiri disana sambil menunggu Honne, guest star yang paling ditunggu dari 7th Music Gallery.
Sebuah tirai hitam jatuh, menutupi panggung. Semua orang di ruangan itu spontan berseru. Lebih-lebih saat lampu padam yang menandai bahwa pertunjukan akan dimulai segera.
Hampir satu jam capek berdiri, the electronic dua itu akhirnya muncul di panggung pada pukul 11. Penampilan mereka langsung bikin crowd melonjak kegirangan.
Sebelumnya, saya harus registasi dulu untuk bisa dapat ID dan wristband ini.
Kemudian
kita harus naik eskalator untuk sampai ke area acara, dimana merchandise tenants, music exhibition, dan Intimate Sage berada. Nah, music exhibition ini memamerkan profil artis-artis yang akan tampil disana.
Saat saya sampai di sana, Ballads of the Cliché-lah yang sedang main di atas panggung. Band ini begitu banyak berinteraksi dengan penonton. Mereka bahkan memberi sebuah gift kepada salah satu penggemar yang datang.
Pemandangan kota dari tingkat ballroom ini kelihatan luar biasa saat matahari terbenam. Sudah lama saya nggak melihat yang semacam ini di ibukota Jakarta.
Di ballroom, ternyata belum terlalu ramai. Hanya ada beberapa kerumunan orang yang duduk duduk disana sambil menunggu act selanjutnya.Crowd mulai berkumpul saat The Trees & The Wild tampil di atas panggung. Musik mereka memberi suasana yang chilling.
Lampu meredup saat Bin Idris naik ke atas panggung, menyatu dengan musik folk yang menenangkan. Dia melontarkan beberapa lelucon tentang Wolverine / Logan saat jeda dari satu lagu ke lagu lainnya, dan membawakan sebuah cover dari The White Stripes yang berjudul "We Are Going to Be Friends". Lagunya "Rebahan", jadi mantra bagi banyak orang. Sayangnya, penampilan itu nggak berujung manis dikarenakan masalah teknis. :(
Band berikutnya adalah yang benar-benar sudah saya tunggu-tunggu. Pertunjukan mereka yang saya tonton secara online bikin saya terkesan, sehingga saya nggak sabar untuk melihat live performance mereka.
Stars and Rabbit naik ke atas panggung, membawa getaran yang menggungah seluruh ruangan. Saya terpesona melihat betapa ajaibnya musik mereka, dan betapa rendah hati kedua personelnya.
Elda, vokalis Stars and Rabbit; mungkin salah satu performer terbaik di luar sana. Vokalnya, gayanya, karakternya, is one of a kind! Ini adalah sesuatu yang sulit ditemukan di band-band Indonesia lainnya.
Are you coming baby eyes?
It takes two to do the ocean
Are you coming baby eyes?
It takes two to do the sky
Saya nggak bisa berhenti senyam-senyum saat mereka menyanyikan lagu penutup: "Man Upon the Hill".
And we danced in the room
Grew our heart a bloom
I stop right there!
You've found a new home
And I should be happy
Grew our heart a bloom
I stop right there!
You've found a new home
And I should be happy
Pendapat saya :
Magical. Exquisite. Legendary. Nggak bisa dijelaskan dengan kata-kata. Hands down. Bravo!
Magical. Exquisite. Legendary. Nggak bisa dijelaskan dengan kata-kata. Hands down. Bravo!
Setelah penampilan Stars and Rabbit, sesuai dugaan, ruangan jadi makin sesak. Nggak ada tempat untuk duduk lagi. Jadi, kita semua harus berdiri disana sambil menunggu Honne, guest star yang paling ditunggu dari 7th Music Gallery.
Sebuah tirai hitam jatuh, menutupi panggung. Semua orang di ruangan itu spontan berseru. Lebih-lebih saat lampu padam yang menandai bahwa pertunjukan akan dimulai segera.
Hampir satu jam capek berdiri, the electronic dua itu akhirnya muncul di panggung pada pukul 11. Penampilan mereka langsung bikin crowd melonjak kegirangan.
Vokalis
Honne, Andy, mengambil kesempatan untuk berjalan di antara kerumunan
dan memeluk seorang lucky fan pada salah satu lagu. Ini jelas jadi kejutan, yang kemudian diikuti oleh beberapa jeritan penggemar-penggemar lainnya.
Pertunjukan itu berjalan dengan menyenangkan, semuanya tetap enjoy, terlepas dari padat, sesak, danharus nempel-nempel ke keringet orang.
Pertunjukan itu berjalan dengan menyenangkan, semuanya tetap enjoy, terlepas dari padat, sesak, dan
Coastal Love, Good Together, All in the Value, and Someone That Loves You, adalah beberapa hits yang mereka bawakan.
Dan malam itu pun berakhir dengan "Warm On a Cold Night"! (Saya sebenernya nyoba ngerekam tapi nggak sengaja kehapus).
Kami semua langsung bergegas keluar untuk cari air minum dan udara segar.
Meskipun lelah, keringetan, dan agak kehabisan nafas, we had a good time, indeed!
Kami semua langsung bergegas keluar untuk cari air minum dan udara segar.
Meskipun lelah, keringetan, dan agak kehabisan nafas, we had a good time, indeed!
1 comments
wakakakakak
ReplyDelete